Tuesday, October 23, 2012

Story #1 : Siraman Putri 17.02.2012

Yes, pernikahan kita menggunakan adat jawa. Welcome siraman \(^_^)/

Wardrobe jarik hijau dengan bolero melati dengan sedikit touch-up supaya tidak pucat saat foto, saya keluar kamar menggenakan sandal klompen hijau. Rambus tergerai dan dilibas ke belakang dengan bandana melati *polem andalanku hilang ("-_-)/|||, keluar kamar udah rame aja. Ya menurut lo? Selagi saya dandan, kan musti pasang tuwuhan-bleketepe, campur air siraman dengan air tujuh rupa, pengiriman duto wiryo ke siraman putra di rumah GreenHill.

ternyata rame dan penuh dibelakang saya *baru sadar
Langsung mulai sungkeman dikawal Wisnu, adekku cowok, dibelakang dengan diapit tiga gadis pembawa air. Suasana pun meng-haru-biru. Besok saya nikah dan sudah menjadi tanggung jawab suami. Ya Allah, time flies, saya seorang wanita dewasa sekarang. Trus sungkem ke eyang-eyang putri, yang alhamdulillah diberi kesehatan sehingga bisa mengikuti rangkaian prosesi secara lengkap. 


Perias saya, Kak Ida sebelumnya udah wanti-wanti untuk tidak mengarahkan siraman ke arah wajah. Supaya menghemat waktu touch-up untuk potong tumpeng. Hmmm, namapun siraman kayaknya semua memulai dari kepala deh. But, I'm beyond happy. There's nothing to complaint. Just smiling and laughing. Urusan repot touch-up biarkan mbak-mbak periasku tersayang yang pusing. Hehe...

literally di "siram"
potong rambut seuprit untuk ditanam di halaman rumah
Selesai siraman, saya langsung diangkut ke kamar. Kita ganti baju dan touch-up untuk potong tumpeng dan dulangan terakhir. Ibu dan ayah didampingi adek, jualan dawet dulu ke para tamu yang hadir. Tarik mang...

mau nata dagangan :P
ayah promosi ibu yang ngeladeni pembeli
siapa cepet dia dapet, nanti keabisan
Voila, dengan kecepatan bulan, perias berhasil merubah penampilan saya. Saya siap menerima setoran jualan dawet potong tumpeng dan dulangan. Hehe, lanjut prosesi berikutnya.

Ayah, ibu, adek hitung yang bener ya!! Awas nyelip uangnya
mukanya kesenengan soalnya dapet uang setoran
Oke, saatnya makan-makan. Entah capeng mana yang mengeluhkan kehilangan selera makan saat prosesi, saya enggak tuh. Nafsu makan masih normal aja. Apalagi kan potong tumpeng saya yang pertama ambil lauknya. Haha, ya iyalah itu kan tumpeng buat saya.


Sebelomnya dipesenin untuk ayam panggangnya minta bagian kepala. Katanya supaya calon suami bisa menjadi kepala / pimpinan yang baik ke depan. Well, itu lauk faforit saya sih, cuman pas kebeneran baru aja lepas behel. Kekuatan gigi mengunyah pun masih lemah, jadinya repot makannya. Big Mistake!!

Vendors :
All Make Up & Wardrobe by Jaehan Wedding Service ~ Kak Ida | Kebaya Ibu milik pribadi | Dekorasi by Sumitro ~ Mitra Flower & Decoration | Catering bu Nitani | Dokumentasi by Raffa Photography & Ipung Photography

No comments:

Post a Comment